Memberi dengan Ikhlas Kadang Terasa Berat

Saya memiliki cerita unik tentang memberi dengan ikhlas. Kira-kira enam tahun yang lalu, saya diceritai oleh bapak saya ketika beliau pulang dari ibadah umrah. Beliau menceritakan kisah temannya yang kehabisan uang ketika menjalani ibadah umrah. Saat itu, teman bapak saya hanya memegang sisa uang 6 real. Sebagai orang yang habis menunaikan ibadah umrah atau haji, biasanya para jemaah ini membeli oleh-oleh dan jajanan khas kota Mekah untuk para tamu atau keluarga, saudara, dan teman yang berkunjung. Tentu saja teman bapak saya ini bingung. Ia merasa bersalah jika tidak membeli sesuatu untuk suguh para tamu nantinya. Jikalau membeli, kok uangnya sangat kurang. Jadi, teman bapak saya ini memutuskan untuk jalan-jalan sore di sekitar Masjidil Haram sembari berpikir. Di tengah jalan-jalan sorenya itu, ia bertemu dengan seorang pengemis yang kedua tangannya buntung karena dihukum potong tangan sampai siku akibat mencuri. Disitulah teman bapak saya menghadapi sebuah dilema. Ingin memberi,...